Tuesday, February 23, 2021

APAKAH NIAT KITA SUDAH BENAR? Mari Renungkan bersama

Sebagai manusia yang terus berjalan pada garis kehidupannya, tentulah kita memiliki tujuan dari perjalanan yang sedang kita tempuh. Dunia yang kita tinggali ini, tidak lain hanyalah jalan yang harus kita lewati sebelum kita ke tempat yang abadi yaitu akhirat. Namun banyak orang yang menganggap dunia adalah segalanya, menjadikan dunia sebagai tujuan dari hidup yang sangat singkat itu. Akhirat sebagai negeri abadi bagi manusia kelak, justru tidak dipersiapkan oleh manusia itu sendiri. Manusia sibuk dengan rumah sementara mereka yaitu dunia, padahal dunia hanyalah tempat untuk mencari sebanyak mungkin amal dan bekal untuk kehidupan yang layak dan nyaman di akhirat kelak. Dunia menjadi kesempatan bagi hamba Allah untuk mengenali Sang Pencipta dan mendekatkan diri kepadaNya, sambil menunggu saat tiba waktu perjumpaan dengan Tuhan Yang Maha Adil lagi Bijaksana. namun, banyak manusia yang lalai dan lupa diri. 


Manusia dengan banyak goda dan Tipu daya dari syaithon, membuat kita lupa diri dan terjerumus ke dalam perasaan tidak pernah puas sehingga kurang bersyukur dengan apa yang sudah Allah berikan. Rasa tidak puas inilah yang membuat kita menaruh harap lebih pada kehidupan dunia, bahkan sangat banyak di antara manusia yang serakah dan tamak. Manusia telah melupakan Tuhan yang telah memberikan setetes air untuk hidup. Kita menganggap semua yang kita dapatkan, adalah hasil dari kita bekerja dan meniti karier, sehingga semakin tinggi jabatan, semakin tinggi gaji, hidup kita akan bahagia, nyaman, dan damai Karena semua bisa kita dapatkan. Anggapan yang salah dan kita selalu mengaminkan dalam pikiran dan benak kita masing-masing. 

Sangat banyak manusia yang telah merencanakan kehidupannya dengan teliti dan memiliki cita-cita yang tinggi. Sayangnya itu semua hanya berorientasi perihal dunia. Manusia menulis target untuk bisa jadi pengusaha sukses, punya rumah mewah, kuliah di universitas unggulan, mendapat beasiswa penuh, dan lain sebagainya. Sangat jarang orang yang memiliki target untuk mampu menjawab pertanyaan malaikat kubur dengan tepat, tidak kepanasan saat di Padang Mahsyar, bertemu malaikat Ridwan bukan malaikat Malik, dan lain sejenisnya. Itu cukup membuktikan bahwa manusia menjadikan dunia sebagai tujuan dan mengganggap nya sebagai tempat yang terakhir. Cita-cita yang dianggap tinggi oleh masing-masing-masing pribadi ternyata tidak ada, jika hanya tentang dunia. Dari mana tinggi jika di atas dunia masih ada sebuah Negri yang bernama akhirat? Dan banyak manusia yang tidak meminta itu kepada Allah.

Baik, memang benar jika sudah disebutkan saat doa-doa di dalam sholat. Tapi apakah yakin kita bisa memaknainya dengan tepat dan mengharap dengan sebenar-benar pengharapan, apakah sama saat kita meminta untuk dijadikan sebagai pengusaha sukses? Tentu kebanyakan dari kita akan menjawab tidak. Kita hanya membacanya sebagai bacaan dalam sholat, tak lebih dari kebiasaan, bukan sebagai permohonan yang kita haturkan tulus kepada Allah. 

Namun, bukan dunia ataupun akhirat lah tujuan kita. Pelabuhan terakhir kita adalah Allah, Tuhan seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini. Surga dan neraka hanyalah bonus yang diberikan kepada hamba-hamba yang telah berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Lebih dari itu semua, ridlo Allah lah yang paling membahagiakan dan menentramkan hati serta jiwa setiap makhluk yang bernafas. Salah satu sufi perempuan yang bernama Rabiah Al Adawiyah pernah berkata kepada Allah, "jikalau neraka ini penuh dengan tubuhku, aku tak mengapa, asal Engkau (Allah) ridlo". Surga ataupun neraka tak masalah baginya, karena yang terpenting adalah keridloan dari Allah.

Manusia dengan berbagai macam keinginannya yang bersifat duniawi tadi, lantas mendekatkan diri kepada Allah dan memperbanyak amal ibadah agar apa yang menjadi cita-citanya dapat dikabulkan oleh Allah. Ia melakukan ibadah tahajud, ibadah dluha, Istiqomah sholat rawatib, karena ia memiliki keinginan kepada Allah untuk diterima jadi PNS, semisal. Ia merasa dirinya sudah melakukan banyak amal ibadah yang membuat ia dekat dengan Allah sehingga Allah mengabulkan permintaannya tadi karena sudah taat. Hal yang seperti ini justru sebenarnya menjadikan cita-cita duniawi sebagai tujuan dan Allah sebagai sarana. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya manusia yang memalingkan diri dari Allah, Tuhannya setelah Allah memberi apa yang manusia itu tadi minta kepadaNya. 

Begitu halus cara syaithon masuk ke dalam rongga hati dan keimanan manusia. Dibuatnya manusia lalai dan memiliki percaya diri yang tinggi untuk bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dengan amal perbuatan yang sudah ia lakukan. Manusia lalu sombong karena merasa selamat dengan amal perbuatan yang sudah ia lakukan. Hal ini juga mengakibatkan manusia bergantung dan berharap kepada selain Allah. 

Mari bersama meluruskan niat hanya untuk Allah Ta'alaa. Menjadikan Allah sebagai muara segala penghambaan dan pengharapan. Dengan selalu merasa hina dan menyadari bahwa kita semua hanya makhlukNya yang lemah, dan dengan petunjuk serta Hidayah dari Allah, kita akan mendapatkan ridlo dari Allah, Tuhan Penguasa Seluruh Kekuatan. 

Test GeNose di Rumah Sakit JIH Yogyakarta

Hi Everyone, How are you? I hope your Happiness Pada tulisan kali ini, aku akan bercerita tentang pengalaman pribadi aku melakukan Test geNo...