Wednesday, January 15, 2020

Permohonan Sederhana Hamba

Hanya Allah yang Maha Mengetahui Segala Isi Hati
Jujur dusta
Setia khianat
Manis pahit
Baik buruk
Semuanya milik Allah

Aku sebagai hamba yang bodoh
Memohon agar aku dilindungi
Dari kejahatan diriku sendiri
Dari apa² yg aku tidak ketahui
Dari banyak ganas segala penyakit hati
Dari orang² yg berniat mencelakaiku

Serpihan jiwa
Ingin ku tata ulang
Namun apa daya
Semua tinggal retakan
Ingin tetap memohon
Namun pula tak punya muka

Allah,
aku memohon kebaikan
Untuk hambaMu yang masih blm baik ini
Aku mendamba kasih sayang
Untuk hambaMu yg hina ini
Aku meminta pelukan
Untuk hambaMu yg ulung nan handal dalam mengeluh ini
Aku mengemis belas kasih
Untuk hambaMu yg tak tahu diri ini

Segala puji bagi Engkau
Istiqomahkan aku dalam mencintai Mu
Jatuh cinta kan aku kepada Mu
Peluklah aku dalam hangat ridloMu
Dekaplah aku dalam berkah rahmatMu

Sunday, January 12, 2020

Alangkah Lucunya Dunia Pergerakan yang Sedang Ku Jalani ini

Sedang …

Sedang berada pada lingkungan…
Banyak yg memperdebatkan sesuatu tanpa sportif,
Sukanya cuman membodoh²kan orang (nyangkem² ke uwong)
Sikap saling menyalahkan telah menjadi tradisi,

Minim toleransi dan sikap mengerti
Hanya Berlomba untuk terlihat paling “wah dan wow”

Menolak kebenaran, hanya karna takut kehilangan eksistensi dirinya (padahal juga kosong esensi)
Orang pintar kalah dengan orang bodoh, karena terjebak kondisi mayoritas lebih dianggap benar daripada minoritas

Dan sedang …

terjebak pada kabut tebal
Kebodohan dan kesombongan
Kesia-sia an menjadi pemenang atas hawa nafsu penggila sanjungan
Banyak mengkritik dapur orang lain, tapi tak pernah sanggup membenahi dapurnya sendiri

Aspirasi ditampung tapi tak pernah ada usaha untuk rampung
Menggagas banyak cita² dan tujuan, terhambat lama di tengah jalan, terhalang dinding ego dan ambisi masing² pribadi, yang enggan menyatukan persepsi

Sunday, January 5, 2020

Bersyukur

"Ketika km hnya sibuk mencari makna kehidupan, km tidk akn berlanjut hidup”

Begitu lah kata Cak Nun, dalam salah satu Maiyyah yang digelar nya


Memang betul jika bisa merasakan

Tapi, kita dapat benar² hidup jika kita paham akan makna kehidupan

Maha Besar Allah, yang telah memberi kita berbagai macam maqro’ supaya kita dapat menjadi hamba yang tafakkaruun.

Sangat disayangkan, hati manusia terlalu (merasa) tinggi

Maha Baik Allah, yang telah mengajarkan ku secara langsung
Mengenai segala hal
Melalui semangkuk pengalaman
Aku bisa merasakan, betapa asam manis pedas pahit sebuah kehidupan

Terkadang merasa disudutkan dengan kehidupan ini
Merasa iri dengan mereka yang tidak perlu bersusah payah seperti ini


Tapi jangan biarkan kehidupan menertawakanmu
Buatlah kehidupan susah untuk menaklukkan mu

Kuat yang Menguatkan

Yang aku lebih mengerti dari pada sebuah rasa sakit adalah, Allah bersama orang² yg sabar

Yang aku lebih pahami dari pada sebuah penderitaan adalah, rahmat Allah jauh lebih luas

Yang aku tidak mengerti, adalah mengapa aku masih menjadi hamba yg kufur 

Yang aku tidak pahami, adalah jarak antara hati dan pikiran ku sendiri 

Thursday, January 2, 2020

Senja Pengharapan

Masa depan yang menggiurkan dan absurd itu 
Hampir berbuah setelah ku siram dengan air harapan
Tunggu, aku salah sebut
Mungkin lebih cocok yaitu angan²
Akhirnya layu perlahan terlucuti oleh angin yang berhembus, tak bersisa

Aku selalu menghela nafas panjang
Merajut kembali akal sehat yang runtuh
Terkoyak terombang ambing melewati,
Badai kenyataan yg telah dan sedang dihadapi ini
Berupa kepastian yang harus ditelan tapi tak usah dirasakan
Agar pahitnya tak mengganggu kewarasan berpikir

Kau terbitkan kepastian
Setelah lama kau paksa aku berjalan hingga ufuk senja pengharapan
Sial dan buruk
Pahit dan melukai
Dalam nasib begini,
Aku jadi mengaminkan doa Filsuf gila Nietzsche,
"Harapan adalah kejahatan yang paling buruk karena ia hanya memperpanjang kesengsaraan manusia"


Sajak ini bukan ingin dikasihani,
Hanya sebagai rentetan huruf yang ditulis,
Dari aku, seseorang yang cintanya sebesar ikhlasnya

Hakim Yang Buta

Luar biasa memang, makhluk yang bernama manusia
Dengan pengetahuan yang mini dan minim
Ia bisa menghujat dan membenci dengan begitu ganasnya
Belum pernah melihat dan mendengar secara langsung
Hanya terprovokasi oleh suara-suara minor sekeliling
Membuat konklusi dari premis-premis yang ia buat sendiri 
Terjebak logical fallacy 
Lalu menjadi penJudge,
Pembenci,
Pemfitnah yang ulung dan hebat 
Sepatutnya, sebagai manusia
Kita tidak berhak menghakimi

Test GeNose di Rumah Sakit JIH Yogyakarta

Hi Everyone, How are you? I hope your Happiness Pada tulisan kali ini, aku akan bercerita tentang pengalaman pribadi aku melakukan Test geNo...