Hai, lanjut lagi yaa jangan bosen-bosen 😄
Yang belum baca PART I nya bisa langsung klik link ini (https://cerminkata-kata.blogspot.com/2020/07/tiba-tiba-asma-how-i-fight-asthma-dan.html)
.....
Packaging Kradus
Obat Sebelum di buka (tutp tabung)
Obat Racikan
Hi, my Name Berlian. Thanks to all of you for reading my Blog. I hope you will find good lessons. If you have the same experience, would you mind sharing with me? Please contact me in (https://cerminkata-kata.blogspot.com/p/contact-us.html), and I will faithfully to hearing from you, and we could learn together 😍😇
Yang belum baca PART I nya bisa langsung klik link ini (https://cerminkata-kata.blogspot.com/2020/07/tiba-tiba-asma-how-i-fight-asthma-dan.html)
.....
Benar saja, hingga keesokan harinya aku masih sulit untuk bernafas. Batuk ku semakin tidak terkendali. Akhirnya setelah shubuh aku pergi lagi ke UGD PKU Muhammadiyah Gamping. Di sana aku dinebu lagi. Ada dua dokter jaga UGD yang menanganiku. Mereka juga bertanya hal yang sering ditanyakan, pakah aku punya riwayat asma atau tidak, tentu ku jawab tidak. Aku juga bercerita bahwa tiga bulan terakhir aku sering kena serangan asma bahkan 2-3x dalam seminggu tapi terus saja ku ulur untuk pergi ke Rumah Sakit hingga tak tahan bahkan dalam satu malam aku bisa ke UGD 2x. Lalu dokter tersebut menyarankan untuk periksa ke dokter spesialis paru-paru, pertama untuk memastikan apakah ini benar-benar asma atau ada penyakit pernafasan lainnya, kedua, kalau memang asma supaya diberi obat hisap untuk kontroler serangan asmanya. Aku sangat menyetujui saran dokter.
Aku pulang tidak membawa obat dari mereka, aku disuruh melanjutkan obat dari AMC. Semua obat yang diberikan oleh dokter AMC aku minum lagi kecuali obat salbutamol 4mg aku ganti dengan 2mg. Alhamdulillah aku bisa kembali bernafas normal. Aku juga semakin yakin bahwa dosis 4mg terlalu tinggi untukku makanya aku semakin sesak nafas setelah minum itu.
Aku langsung daftar dokter spesialis paru-paru di PKU Muhammadiyah Gamping, ternyata semuanya penuh. Masa pandemi ini pasien setiap poli dibatasi. Aku baru kebagian paling cepat tanggal 5 Juni. Masih lama dan aku cuman bisa berharap semoga tidak kambuh lagi sampai tanggal 5 Juni 2020.
Allah merencanakan hal lain, sebelum tanggal 5 Juni aku kambuh lagi. Aku mengulur waktu dengan melakukan tips tadi hingga keesokan harinya karena mau sekalian ke puskesmas untuk minta rujukan periksa ke dokter spesialis paru-paru, tidak harus di PKU Muhammadiyah Gmaping karena baru dapat periksa tanggal 5 Juni.
Keesokan hari tanggal 28 Mei 2020 aku pergi ke Puskesmas Wirobrajan, aku langsung menceritakan saran dari dokter UGD kemarin, dan meminta rujukan. Kebetulan hari itu ada dokter spesialis paru-paru yang praktek, yaitu PKU Muhammadiyah Jogja/Kota. Aku langsung setuju untuk dirujuk di sana. Dan aku langsung mendaftar, takut keburu penuh kuotanya seperti di PKU Muhammadiyah Gamping. Setelah ku telepon pihak Rumah Sakit, Alhamdulillah masih ada kuotanya, jadi aku bisa periksa hari itu juga.
Sore hari pukul 16.00, tanggal 28 Mei 2020 aku periksa ke dokter spesialis paru-paru di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dapet antrian nomor 26, aku pake ASKES bukan pasien umum. Aku ditangani oleh Dokter Ardorisye Saptaty F, DR, SP.P. Dokter nya sabar banget, mau dengerin cerita ku dari awal gimana aku kena tanda² asma. Dokter nya juga lucu, asik, ga spaneng banget pokoknya. Aku juga ditanya-tanya "dadanya berat ga? Berat badannya turun ga? Pake demam ga?" Aku jawab "engga", aku emang engga pernah demam atau flu, berat badan ku biasa aja ga turun ga naik, Dada ku ga berat cuman nafas ku aja yang berat. Terus aku disuruh tiduran, aku diperiksa sama dokter, dokter pun bilang "iya ini, pantesan kamu susah nafas, buat nafas ga enak, ini ada bunyinya, ini asma ini". Dokter juga bilang kalau aku bisa sembuh, soalnya asma ku ini bukan genetik. Terus Dokter bilang bakal ngasih aku obat hisap dan rutin kontrol tiap bulan. Aku dikasih dua obat, obat hisap sama obat racik.
Packaging Kradus
Obat Sebelum di buka (tutp tabung)
Obat Hisap tanpa tutup
Obat Racikan
Obat hisap ini disuruh minum rutin tiap hari dua kali sehari, masing-masing dua kali hisap, walaupun aku ga kambuh. Cara menggunakan alat ini kalian bakal diajarin secara langsung di apotek. Setelah menghisap harus segera kumur-kumur agar serbuk-serbuk obat ini tidak menempel di mulut karena bisa sariawan, setelah kumur segera minum air putih (utamakan hangat) untuk menghilangkan sisa-sisa yang menempel di tenggorokan. Pastikan juga cara mulut menghisap juga harus benar, obat ini ada rasanya sebenernya, kalo setelah menghisap kalian ga merasakan apa-apa berarti ada yang salah dengan cara menghisapmu. Janagn diulangi lagi, perbaiki aja untuk hisapan selanjutnya.
Sedangkan obat yang racik, aku disuruh minum kalau asma, radang, atau batuk ku kambuh. Alhamdulillah aku pasien ASKES/BPJS seluruh obat dan kontrol tiap bulan ditanggung semua sama BPJS, kalau ga di tanggung BPJS kata dokternya obat hisapnya aja bisa sampe 750.000.
Aku juga disuruh nurunin berat badan jadi 60/61 KG aja, sekarang aku 64 KG. Aku juga disuruh olahraga. Aku kontrol lagi besok tanggal 27 Juni 2020.
Aku selama satu bulan sampe 27 Juni 2020 ga pernah kambuh asma ku, Alhamdulillah. Aku udah coba dengan minum es, pakai AC atau kipas angin, ke tempat yang berdebu, itu semua eksperimen aja sih, (jangan ditiru yaaa gaes. Wkwkwk). Bahkan aku juga ga pernah ngerasain nafas ku berat. Aku juga ga flu, pilek, bahkan batuk. Intinya, aku ga ada keluhan sama sekali.
Lalu pada tanggal 27 Juni 2020 aku periksa ke dua, atau kontrol pertama. Kata dokter, aku sebenarnya udah bagus, tapi tetep dirutinkan dulu obatnya dan dengan dosis yang sama. Jadi emang untuk pengobatan pertama itu dua sampai tiga bulan, karena aku udah baik, ga lagi ada keluhan, aku mungkin dua bulan aja udah bisa diturunin dosisnya. Yang awalnya dua kali hisap dua kali sehari, besok turun jadi satu kali hisap dua kali sehari. Nah yang satu kali hisap dua kali sehari ini bakal dirutinin juga dua sampai tiga bulan (jadi bulan ke tiga sampai bulan ke lima). Kalau udah membaik lagi, nanti dosisnya dikurangin, yang awalnya 120 jadi 80. Nah, pengobatan ini akan rutin sedikitnya 8 bulan. Kata dokter, asma itu tidak akan sembuh, obat hanya sebagai pengontrol serangan Asma tersebut, something that we can do adalah kita menghindari pemicunya, seperti debu, dingin, dll (kalian kira-kira sendiri apa pemicu nya, setiap orang beda-beda).
Kontrol pertama ini Aku cuman dikasih lagi obat hisap rutinnya dan masih dipakai dua kali hisap dua kali sehari, kalau obat racikannya ga dikasih karenaa aku masih punya banyak. Dan aku akan kontrol 1 bulan lagi, tanggal 28 Juli 2020. Aku akan kontrol terus sampai setidaknya 8 bulan berturut-turut.
Segala puji bagi Allah, aku bersyukur, sudah tidak merasa berat dalam bernafas, aku nyaman, dan aku bisa normal. Aku bisa merasakan oksigen yang diberikan Allah di setiap sudut muka bumi ini tanpa alat bantu pernafasan. Intinya, selalu banyak hal yang bisa kita syukuri, tidak ada alasan yang bisa ita jadikan untuk kufur ni’mat. Apapun yang diberikan Allah pasti mengandung makna dan tujuan. Kalian jaga kesehatan yaaa 😍 see you, aku akan share lagi kisah lanjutan ku kalau di tengah jalan sesuatu yang berbeda terjadi.
--------------------------------------------------------------------------------Hi, my Name Berlian. Thanks to all of you for reading my Blog. I hope you will find good lessons. If you have the same experience, would you mind sharing with me? Please contact me in (https://cerminkata-kata.blogspot.com/p/contact-us.html), and I will faithfully to hearing from you, and we could learn together 😍😇